Untuk berhabluminanas jariah saja ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Untuk mewujudkannya masih memerlukan perjuangan dan pengorbanan, terutama
untuk beramal jariah non uang.
untuk beramal jariah non uang.
TBM Al-Iqra, 30 Juli 2011Bak maksud hati memeluk gunung. Terdapat beberapa dasar pemikiran mengapa saya melakukan ini.
Dasar pemikiran pertama: bahwa hidup sejahtera atau pra sejahteranya seseorang itu sangat tergantung pada kualitas kecerdasan potensi SDM. Dan capaian kecerdasan potensi SDM itu hanya dapat dilalui dengan membaca dan belajar;
Dasar pemikiran pertama: bahwa hidup sejahtera atau pra sejahteranya seseorang itu sangat tergantung pada kualitas kecerdasan potensi SDM. Dan capaian kecerdasan potensi SDM itu hanya dapat dilalui dengan membaca dan belajar;
Dasar pemikiran kedua: jumlah penduduk di Desa Sidopekso, Kec. Kraksaan, Kab. Probolinggo lebih dari 2.965 orang. Dari jumlah itu terdapat 798 orang yang masih menyandang buta huruf dan putus sekolah dan sebanyak 886 orang lulusan SD/MI + 302 orang lulusan SMP/MTs;
Dasar pemikiran ketiga: Dari sisi pekerjaan, dari jumlah penduduk tersebut terdapat sekitar 914 orang sebagai buruh tani, buruh nelayan, serabutan, dan menganggur.
Dasar pemikiran keempat: kami memiliki suatu wadah usaha, yaitu LP3M Citra Nagari yang bergerak di area bidang pendidikan, pelatihan/kursus, dan pemberdayaan potensi masyarakat yang telah memiliki legalitas operasional berupa akte notaris.
Dasar pemikiran kelima: kami memiliki banyak buku dan kami, terutama suamiku menguasai masalah perpustakaan dan ia mendukung sepenuhnya terhadap kegiatanku. Dengan beberapa pertimbangan pemikiran itulah, maka di tahun 2005 kudirikan taman bacaan masyarakat (TBM) sejenis perpustakaan yang kuberi nama "Al-Iqra." Dengan demikian TBM Al-Iqra merupakan bagian dari bidang usaha LP3M Citra Nagari, namun sebagai jenis usaha "NIR LABA" dan itu sebagai perwujudan dari HAK kami untuk "berhabluminanas amal jariah."
Saat awal pendirian itu, semua koleksi yang berjumlah 382 judul buku (424 eksemplar), 123 majalah, dan 123 keping CD/VCD saya kelola pada satu rak hias yang berada di dalam ruang tamu berukuran 3,5 x 4,5 meter. Dengan dasar pemikiran pembelajaran/pendidikan, semua koleksi yang ada di TBM Al-Iqra dikelola dengan sistem Dewey Decimal Classification (DDC) yang berlaku internasional.
Kami paham, bahwa berbagi ilmu berbeda jauh dengan berbagi uang. Berbagi uang, berapa pun nilainya akan mendapat sambutan gegap-gempita dengan berebut oleh masyarakat. Hal itu berbeda jauh dengan berbagi ilmu, seperti menyediakan TBM sebagai layanan sumber informasi. Usaha yang kujalankan selama beberapa tahun sepi dari sambutan masyarakat, walau GRATIS. Selama sekitar 3 tahun, TBM Al-Iqra baru memiliki 26 orang anggota tetap. Tiga orang diantaranya M. Miskun (tukang becak), Solihin (tukang becak dan kyai langgar), dan Sadik (nelayan dan buruh tani).
Perjalanan TBM Al-Iqra sampailah di akhir bulan Mei 2011. Pada akhir bulan Mei itu TBM Al-Iqra telah menempati gedung dan ruang tersendiri berukuran 6 x 6 meter. Gedung itu kubangun sesuai kemampuan yang kami miliki, yaitu dari uang tabungan dari hasil usaha LP3M Citra Nagari selama sekitar 3 tahun. Dari usaha itupun, alhamdulillah kami bisa berbagi buku tulis kepada para anggota TBM yang masih bersekolah.
Kini, TBM Al-Iqra telah memiliki 46 orang anggota tetap (berkartu anggota diperoleh gratis). Kami paham, bahwa masih cukup banyak yang bisa dilakukan TBM Al-Iqra. Bukan hanya menyediakan layanan peminjaman koleksi, pembinaan minat baca, dan penyebaran promosi sosialisasi, namun lebih dari itu.
Sebagaimana yang kami programkan, TBM Al-Iqra perlu melakukan kegiatan pembinaan motivasi seperti kegiatan lomba tertentu dan menyelenggarakan pembinaan life skill tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat sebagai suatu usaha yang akan berdampak pada peningkatan potensi SDM dan kesejahteraan masyarakat. Itulah habluminanas jariah yang akan kami upayakan.@ Inoe Setyoko